Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh
Kali
ini saya akan membahas tentang Strategi Pengembangan Sistem Informasi untuk
Perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk.
Teknologi informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan proses bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat serta didukung dengan semakin murahnya harga pengadaan infrastruktur teknologi informasi, membuat semua organisasi baik yang berorientasi pada laba maupun nirlaba berlomba-lomba mengimplementasikan teknologi informasi untuk mendukung peningkatan kinerja organisasi. Namun pada kenyataannya, banyak diantara organisasi yang melakukan investasi pengadaan teknologi informasi menemui banyak kegagalan. Jangankan mendapatkan perbaikan kinerja, bahkan banyak diantaranya yang terpaksa Kembali kepada sistem manual setelah banyak mengeluarkan investasi untuk teknologi tersebut. Kekurang matangan dalam perencanaan yang meliputi seluruh elemen organisasi ternyata menjadi penyebab dari banyaknya kegagalan ini. Orientasi perencanaan yang tidak menyeluruh dan hanya didasarkan pada kebutuhan sesaat atau fungsi tertentu saja dari organisasi, mengakibatkan terjadinya disintegrasi diantara sistem yang dikembangkan. Perencanaan yang menyeluruh dan berbasis pada pendekatan top-down mutlak diperlukan untuk menciptakan sistem yang integratif.

Menurut
Jogiyanto tentang pengembangan sistem informasi (hunt, 2006), diperoleh bahwa
metode pendekatan top-down dalam pengembangan sistem informasi dimulai
dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini
dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi lalu dilakukan
analisis kebutuhan informasi, setelah kebutuhan informasi ditentukan maka
proses turun ke pemrosesan transaksi atau tingkat operasional. Dengan
pendekatan top-down detail sistem dapat dipetakan keterhubungannya
dengan sistem lain dan membentuk suatu kesatuan sistem yang integratif.
Konsep perencanaan yang berbasiskan pada isu sistem yang terintegrasi perlu
menjadi focus perencanaan. Kegiatan pengembangan sistem informasi diharapkan
mengikuti suatu framework yang direncanakan secara menyeluruh dan
terintegrasi untuk menghindarkan Sistem informasi yang saling independent dan
mengakibatkan terjadinya pulau-pulau sistem informasi yang sulit di
integrasikan. Adanya perencanaan strategis pengembangan sistem informasi yang
bersifat jangka panjang dapat memberikan panduan terhadap pengembangan sistem
informasi yang menyeluruh dan berkelanjutan yang akhirnya dapat menciptakan
sistem informasi yang tidak hanya sebagai pendukung operasi organisasi, tapi
juga penggerak peningkatan fungsi layanan organisasi, baik bagi internal
organisasi maupun para stakeholder.
Dalam suatu perusahaan, kualitas produk sangat tergantung dari pengendalian sistem produksinya, oleh karena itulah diperlukan pengawasan proses produksi yang ketat demi menghasilkan produk yang berkualitas. Proses produksi yang dilakukan perusahaan ini termasuk dalam kategori proses produksi terus menerus (continous process), karena dalam kegiatan proses produksinya cukup jelas, berurutan melalui tingkat pengerjaannya, tidak boleh diloncati antara proses yang satu dengan proses yang lain, dan di dalam berproduski tidak didasarkan atas pesanan. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik atau tempat usaha merupakan inti yang paling dalam, spesifik, serta berbeda dengan bidang fungsional seperti: keuangan, personalia, dan lainlain. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input bahan mentah menjadi output sebuah produk yang dapat dijual di pasar dengan harga yang kompetitif. Kebutuhan untuk menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas produksi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan sebuah produk baru menjadi stimultan yang mendorong teknologi untuk melakukan terobosan-terobosan dan penemuan-penemuan baru. Biaya produksi yang tidak terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi dan akan menurunkan daya saing produk dan akhirnya dapat menurunkan laba. Untuk itu biaya produksi harus dicatat dengan baik dan dihitung dengan benar sehingga dapat menghasilkan harga pokok produk yang tepat.

Menurut Tampubolon (2004: 81), tujuan manajemen
kualitas adalah untuk membangun kesuksesan melalui pembedaan produk dan jasa,
biaya yang rendah (efisien), dan merespon selera pasar dan konsumen. Semakin
sadarnya konsumen terhadap kualitas, menjadi suatu dorongan tersendiri bagi
para pelaku usaha untuk bersaing dalam menghasilkan produk (barang atau jasa)
yang berkualitas. Dalam perdagangan bebas, produk dengan berbagai jenis
membanjir di pasar.
Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan adalah melalui penelitian dan pengembangan produk, pengamatan daur kehidupan produk, total quality manajement, atribut produk serta diferensiasi produk. Tujuan dari peningkatan kualitas adalah agar produk tetap diminati, dibeli dan dikomsumsi oleh konsumen sehingga tujuan perusahaan untuk eksis, tumbuh, dan berkembang dapat dicapai sesuai dengan cita-cita dari perusahaan tersebut.
Demikian informasi
yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamualaikum warrahmatulahi
wabarakatuh
DAFTAR
REFERENSI
Husaini.M. (2016). Perencanaan Strategis
Pengembangan Sistem Informasi Terintegrasi Di PT. Peksi Gunaraharja Divisi
Pakan Ternak. Jurnal
Mikrotik Edisi Bulan Februari 2016, Volume: 06 Nomor: 03. Diakses pada 24 Oktober 2021 pukul
20.47
Purnama.C.H,. (2016). Sistem Informasi
Manajemen. Mojokerto: Penerbit Insan Global
Putri.L.R.
(2016). Peningkatan Kualitas Produk Melalui Penerapan Prosedur dan Sistem
Produksi: Studi Pada UD Wijaya Kusuma Kota Blitar. Jurnal WRA, Vol 4, No
2, Oktober 2016. Diakses pada 24 Oktober 2021 pukul 21.06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar